Dari ruang kerjanya, di sebuah gedung perkantoran yang megah, seorang pengusaha menertawakan kaca jendela pesaingnya yang berada di seberang kantornya. Katanya, “Jendelanya pasti adalah jendela yang paling kotor di kota ini,” ejeknya pada setiap orang yang datang menemuinya.
Suatu hari seorang bijak mampir ke kantornya. Seperti biasa, pengusaha ini menunjuk ke seberang kantornya, ke arah kantor pesaingnya, dan berkata,
“Lihat betapa kotor jendela pesaingku itu.”
Orang bijak ini tersenyum lalu menyarankan pada pengusaha ini untuk membersihkan kaca jendelanya terlebih dahulu. Pengusaha ini pun memenuhi saran dari si orang bijak.
Sesaat setelah kaca jendelanya dibersihkan ia berkomentar,
“Betapa mengherankan, begitu aku membersihkan kaca jendelaku, pesaingku ternyata juga membersihkan kaca jendelanya. Kaca jendelanya kini tampak bersih.”
Renungan : Sesuatu yang tampak kotor mungkin disebabkan oleh pandangan kita sendiri yang buram.
Suatu hari seorang bijak mampir ke kantornya. Seperti biasa, pengusaha ini menunjuk ke seberang kantornya, ke arah kantor pesaingnya, dan berkata,
“Lihat betapa kotor jendela pesaingku itu.”
Orang bijak ini tersenyum lalu menyarankan pada pengusaha ini untuk membersihkan kaca jendelanya terlebih dahulu. Pengusaha ini pun memenuhi saran dari si orang bijak.
Sesaat setelah kaca jendelanya dibersihkan ia berkomentar,
“Betapa mengherankan, begitu aku membersihkan kaca jendelaku, pesaingku ternyata juga membersihkan kaca jendelanya. Kaca jendelanya kini tampak bersih.”
Renungan : Sesuatu yang tampak kotor mungkin disebabkan oleh pandangan kita sendiri yang buram.
Jangan lupa di like Gan
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar