Selasa

Ketika Istri Pulang Kampung karena egoku


Bismillahirahmaanirrahiim

Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Ke ribaan isteriku yang tersayang…,meskipun aku tidak tenang di sini tapi ku yakin kau telah menerima hakikat ini dengan tabah dan bijaksana. Hentikan tangisanmu di sana. agar ketidak tenanganku terobati di sini. Yakinlah, perpisahan sementara  ini sebenarnya bukan kerana jaraknya destinasi. Tetapi oleh retaknya hati yang menyimpan ke egoanku.

Istriku…Perpisahan sementara ini, insya-Allah akan menyuburkan cinta… sekiranya kita menerimanya sebagai satu didikan Allah. Yakinlah, kita akan bertemu dalam suasana yang lebih indah dan manis. Perpisahan ini adalah mahar buat saat yang indah itu.

Semoga perpisahan ini menguatkan jiwaku. Tidak ada obat jiwa yang paling mujarab kecuali mencintai Allah. Dan dengan cinta itu nanti semuga kita saling menyintai kerana Allah – cinta yang lebih suci.


Kita dipaksa berpisah untuk “dijemput” ke daerah tauhid dan syariat-Nya. Selama ini kita terlalu banyak berlakon-lakon dan bermain-main dengan berbagai alasan dan kemalasan. Aku pasrah dengan “paksaan” ini walaupun suntikannya terlalu sakit dan obatnya begitu pahit terasa.

wahai istriku sayang…Terima-Kasih kamu masih bisa tabah, tersenyum dan memberikan dorongan di saat aku terhimpit dalam ekonomi.


Istriku sayang… jangan lupa bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih berat cobaannya dari kita.


عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ وَاللَّهِ يَا ابْنَ أُخْتِى إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى الْهِلاَلِ ثُمَّ الْهِلاَلِ ثُمَّ الْهِلاَلِ ثَلاَثَةَ أَهِلَّةٍ فِى شَهْرَيْنِ وَمَا أُوقِدَ فِى أَبْيَاتِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَارٌ – قَالَ – قُلْتُ يَا خَالَةُ فَمَا كَانَ يُعَيِّشُكُمْ قَالَتِ الأَسْوَدَانِ التَّمْرُ وَالْمَاءُ إِلاَّ أَنَّهُ قَدْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جِيرَانٌ مِنَ الأَنْصَارِ وَكَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ فَكَانُوا يُرْسِلُونَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ أَلْبَانِهَا فَيَسْقِينَاهُ.



Artinya: “Urwah rahimahullah bercerita bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita: “Demi Allah wahai keponakanku, sungguh kami melihat datangnya bulan purnama, kemudian datang lagi bulan purnama, kemudian datang lagi bulan purnama, tiga bulan purnama dalam dua bulan, dan (selama itu) tidak dinyalakan api (untuk memasak) di dalam rumah-rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, Urwah rahimahullah bertanya: “Wahai bibi, lalu apa yang kalian makan?”, Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab: “Dua yang hitam, yaitu kurma dan air, tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai tetangga dari kaum Anshar, mereka mempunyai onta-onta yang diberikan kepada seseorang untuk diperah dan mereka mengirimkan susu-susunya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau memberikannya kepada kami”. HR Bukhari dan Muslim.


Istriku sayang…jangan lupa bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyebutkan bahwa penghuni neraka paling banyak adalah para wanita, hal ini dikarenakan mereka sering tidak bersyukur kepada suami dan sering tidak menjaga lisan.


عَنِ أَسْمَاءَ بِنْتَ يَزِيدَ – إِحْدَى نِسَاءِ بَنِى عَبْدِ الأَشْهَلِ – تَقُولُ مَرَّ بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَقَالَ « إِيَّاكُنَّ وَكُفْرَ الْمُنَعَّمِينَ ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا كُفْرُ الْمُنَعَّمِينَ قَالَ « لَعَلَّ إِحْدَاكُنَّ أَنْ تَطُولَ أَيْمَتُهَا بَيْنَ أَبَوَيْهَا وَتَعْنُسَ فَيَرْزُقَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ زَوْجاً وَيَرْزُقَهَا مِنْهُ مَالاً وَوَلَداً فَتَغْضَبَ الْغَضْبَةَ فَرَاحَتْ تَقُولُ مَا رَأَيْتُ مِنْهُ يَوْماً خَيْراً قَطُّ ».


Artinya: “Asma binti Yazid, salah seorang wanita keturunan Abdul Asyhal bercerita: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati kami, pada saat kami sedang berkumpul-kumpul bersama para perempuan, kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami, lalu beliau bersabda: “Jauhilah sikap tidak bersyukur kepada orang-orang yang memberikan pemberian”, lalu kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu sikap tidak bersyukur kepada orang-orang yang memberikan pemberian?”, beliau menjawab: “Mungkin salah seorang wanita dari kalian hidup lama dan manja bersama kedua orangtuanya, lalu Allah Ta’ala menganugerahi dia seorang suami dan memberikan kepadanya harta dan anak dari suaminya, suatu ketika dia marah (kepada suaminya), maka iapun mengucapkan: “Aku tidak pernah melihat sama sekali satu kebaikanpun darinya walau seharipun”. HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab silsilat Al Ahadits Ash Shahihah.


Istriku sayang…jangan lupa bahwa sebesar ujian yang kita dapatkan sebesar itu pula cinta Allah Ta’ala kepada kita, jika kita sabar dan tabah.


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ ».


Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum Dia menguji mereka, maka barangsiapa ridha maka baginya keridahaan dan siapa yang murka maka baginya kemurkaan”. HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah.


Sayangku,Hadapilah kenyataan yang sudah termaktub sejak azali ini. Kesedihan dan air mata tidak akan meredakan hati apalagi menyelesaikan masalah.  Disini aku senantiasa berdoa untukmu.


====================================================
Doaku padamu

Bismillahirahmaanirrahiim


Ya Allah…Ampunilah dosa-dosa isteriku dan memaafkan semua kesalahannya. Kuatkanlah iman dan taqwanya… dengan Kau suburkan selalu dihatinya rasa hina, berdosa, jahil, lemah, miskin, berharap terhadap-Mu.

“Ya Rahim…Berilah dia kekuatan dan kesabaran dalam mendidik anak kami. Agar ditangannyalah nanti tertempa zuriat yang soleh dan solehah. Bimbinglah kemarahannya, kebijaksanaannya, kesabarannya, kelembutannya, hukumannya dan segala-galanya dengan seimbang, agar dia terdidik untuk mendidik.”


“Ya Rahman…Maniskanlah akhlak isteriku semanis wajahnya. Hiasilah kata-kata dari lidahnya dengan kebenaran dan kelembutan, seperti Kau telah hiasi matanya dengan kecantikan. Berilah kecantikan dan keindahan hakiki dengan limpahan taqwa yang sejati.”


“Ya Rabbi…Lembutkan hati isteriku agar mudah ia mengadu-ngadu pada-Mu. Lenturlah jiwanya agar ia mudah merayu-rayu dan meminta-minta pada-Mu. Haluskanlah perasaannya agar dia mampu menangis dan merintih-rintih pada-Mu. Hancur dan remuk-redamlah dirinya dalam menerima didikan-Mu kerana di situlah pengiktirafan dia sebagai hamba-Mu.”


Amin.....


Jangan lupa di like Gan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klik here and you will pay

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
UA-86117584-1