Seringkali kita mendengar orang pintar lebih mulia daripada orang bodoh atau juga orang pintar lebih baik daripada orang bodoh. Kata pintar punya arti yang bagus karena mempergunakan otak untuk mendapatkan keuntungan dan kebaikan, sedangkan bodoh punya arti yang jelek karena kurang mempergunakan otak untuk kebaikan.
Kebanyakan orang bilang, orang yang punya gelar kesarjanaan adalah orang pintar, bahkan gelar sarjananya banyak disebut orang yang sangat pintar. Namun orang bodoh, jangankan gelar sarjana, nilai di sekolah aja pas-pasan malahan kurang. Dengan kata lain ilmu pengetahuan yang dimiliki orang pintar pastilah lebih banyak dibanding orang bodoh. Tapi apakah dalam praktek kehidupan orang bodoh pasti selalu kalah dalam kehidupannya.
Enggak selalu begitu, Mario Teguh bilang kalau mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit, sedangkan mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan. Orang-orang seperti Bill gate (Microsoft), Dell, Henry (Ford),Thomas Alfa Edison, Mark Zukerberg (Facebook) adalah contoh orang-orang yang tidak pernah mendapatkan gelar sarjana, tapi kemudian menjadi kaya. Dulunya mereka tidak dianggap pintar oleh orang lain, karena gagal di sekolahnya. Tapi kenyataannya sekarang ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.
Menurut Mario Teguh lagi, jadilah orang bodoh yang pintar daripada jadi orang pintar yang bodoh. Kata kunci nya adalah ‘resiko’ dan ‘berusaha’, karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh.
Jadi janganlah menganggap remeh orang bodoh, atau jangan merasa minder dengan yang pintar karena enggak selamanya bodoh tidak bisa berbuat apa-apa. Demikian juga dengan pintar. Bodoh dalam pandangan dan lingkup yang lebih luas bisa bermakna pintar dalam pandangan dan lingkup yang lebih kecil (dari berbagai sumber).
Kebanyakan orang bilang, orang yang punya gelar kesarjanaan adalah orang pintar, bahkan gelar sarjananya banyak disebut orang yang sangat pintar. Namun orang bodoh, jangankan gelar sarjana, nilai di sekolah aja pas-pasan malahan kurang. Dengan kata lain ilmu pengetahuan yang dimiliki orang pintar pastilah lebih banyak dibanding orang bodoh. Tapi apakah dalam praktek kehidupan orang bodoh pasti selalu kalah dalam kehidupannya.
Enggak selalu begitu, Mario Teguh bilang kalau mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit, sedangkan mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan. Orang-orang seperti Bill gate (Microsoft), Dell, Henry (Ford),Thomas Alfa Edison, Mark Zukerberg (Facebook) adalah contoh orang-orang yang tidak pernah mendapatkan gelar sarjana, tapi kemudian menjadi kaya. Dulunya mereka tidak dianggap pintar oleh orang lain, karena gagal di sekolahnya. Tapi kenyataannya sekarang ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.
Menurut Mario Teguh lagi, jadilah orang bodoh yang pintar daripada jadi orang pintar yang bodoh. Kata kunci nya adalah ‘resiko’ dan ‘berusaha’, karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh.
Jadi janganlah menganggap remeh orang bodoh, atau jangan merasa minder dengan yang pintar karena enggak selamanya bodoh tidak bisa berbuat apa-apa. Demikian juga dengan pintar. Bodoh dalam pandangan dan lingkup yang lebih luas bisa bermakna pintar dalam pandangan dan lingkup yang lebih kecil (dari berbagai sumber).
Jangan lupa di like Gan
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar